Musim 2012-2013 bisa jadi menjadi musim yang paling sial bagi klub asal Italia, Inter Milan. Bagaimana tidak, di musim ini penampilan Inter Milan benar-benar mengalami penurunan. Setelah sukses menjadi klub terhebat di dunia dengan meraih treble winners pada tahun 2010, Inter mengalami penurunan performa setelah pelatih Jose Mourinho memutuskan untuk pindah ke Real Madrid.
Di tahun 2011, Inter Milan finish runner up di Serie A dan tersingkir di perempat final Liga Champions. Tahun 2012 Inter hanya sampai babak 16 besar Liga Champions dan lebih parahnya lagi harus finish di posisi ke-6 di Liga Italia yang artinya membuat Inter tak bisa mengikuti Liga Champions musim depan. Padahal sebelumnya Inter selalu lolos ke Liga Champions selama 12 musim secara berturut-turut.
Grafik Inter Milan dari musim ke musim :
Serie A :
2010 - Juara
2011 - Posisi 2
2012 - Posisi 6
2013 - Posisi 6
Liga Champions :
2010 - Juara (menang 2-0 melawan Bayern)
2011 - Perempat Final (kalah agregat 3-7 oleh Schalke)
2012 - Babak 16 Besar (kalah agregat gol tandang 2-2 oleh Marseille)
2013 - Tidak Lolos (mencapai Babak 16 Besar Liga Eropa)
Dari grafik di atas bisa disimpulkan jika prestasi Inter selalu menunjukkan penurunan dari musim ke musim sejak kesuksesan pada tahun 2010 lalu dan musim 2012-2013 ini tampaknya menjadi titik terendah I Nerazzuri. Tidak lolos Liga Champions dan hanya bermain di Liga Eropa, Inter Milan yang menjadi salah satu favorit juara hanya mampu mencapai babak 16 besar setelah dikalahkan oleh Tottenham Hotspur setelah kalah gol tandang 4-4. Di Liga Italia lebih parah lagi. Sempat menempati posisi kedua dan menjadi pesaing Juventus meraih scudetto, posisi Inter lalu justru semakin merosot. Sempat hingga berada di posisi ke-8, kini Inter hanya berada di posisi ke-6, sama seperti musim lalu dan bahkan masih terancam oleh Lazio dan Udinese yang berada di bawahnya. Selain hengkangnya pemain-pemain bintang seperti Wesley Sneijder (Galatasaray) dan Philippe Coutinho (Liverpool), faktor terbesar menurunnya performa Inter, tak bisa dipungkiri adalah badai cedera yang menghantam 80% skuad Inter Milan secara bergantian. Ya, hampir semua pemain pilar Inter pernah naik meja operasi untuk pemulihan cedera di musim ini.
Di awal musim, Christian Chivu, Dejan Stankovic, Matias Silvestre, dan Walter Gargano sempat dilanda cedera. Saat Silvestre dan Gargano sudah pulih giliran Walter Samuel, dan Joel Obi yang dilanda cedera meski tidak terlalu serius. Yang lebih parah, dua pilar Yuto Nagatomo dan Gaby Mudingayi harus absen hingga akhir musim. Di pertengahan musim, cedera Diego Milito hingga akhir musim membuat ketajaman lini depan Inter berkurang. Chivu yang sempat pulih pun kembali dilanda cedera. Sementara cedera Stankovic masih belum ada tanda-tanda membaik. Cambiasso, Guarin, Ranocchia, Ricky Alvarez, dan Kuzmanovic juga sempat dilanda cedera ringan.
Tak lama berselang, Inter harus kehilangan Antonio Cassano hingga akhir musim. Cedera Rodrigo Palacio selama 1 bulan juga sempat membuat Inter dilanda darurat striker. Dengan cederanya Milito, Cassano, dan Palacio, Inter hanya memiliki satu striker veteran Tommaso Rocchi saja. Hal ini membuat Inter sempat berupaya untuk merekrut satu striker yang berstatus free agent, yaitu John Carew dan bahkan Ruud Van Nistelrooy yang sudah pensiun, meski akhirnya proses transfer dibatalkan karena gagal lolos tes medis. Yang terakhir dan mungkin yang paling parah adalah cederanya sang kapten Javier Zanetti yang diperkirakan absen hingga 8 bulan lamanya. Sebuah hal yang tentu sangat menyedihkan mengingat meski sudah berusia senja, namun Zanetti menjadi pemain yang paling diandalkan oleh Inter Milan. Ia juga menjadi salah satu pemain yang paling loyal pada satu klub.
Atas serangkaian cedera tersebut jelas mempengaruhi performa Inter Milan musim ini. Lini depan yang sempat ditinggal Milito-Cassano-Palacio menjadi tumpul. Lini belakang pun menjadi mudah diterobos oleh pemain lawan. Dan kemampuan lini tengah pun menjadi tidak stabil dan tidak konsisten karena banyak pemain terbaik yang tidak bisa tampil. Kekesalan badai cedera ini sempat dilontarkan oleh pelatih Inter, Andrea Stramaccioni yang menyebut bahwa timnya musim ini telah 'dikutuk'. Tak salah jika Inter Milan pantas dinobatkan sebagai tim tersial musim ini.
Tentu musim depan Inter Milan harus melakukan pembenahan agar timnya mampu kembali bersaing sebagai salah satu raksasa Eropa. Kebijakan yang tepat dalam bursa transfer atau memanggil pemain-pemain muda berbakat dari akademi bisa menjadi solusi untuk mengembalikan masa kejayaan Inter Milan.
(zakipedia)
0 komentar "Inter Milan, Tim Paling Sial Musim Ini", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar