Sepakbola adalah permainan tim. Dalam satu tim ada 11 pemain yang bermain di lapangan serta beberapa pemain cadangan yang juga turut serta dalam sebuah tim. Tentu merupakan hal yang wajar jika dalam sebuah tim ada satu atau dua pemain yang menjadi pemain kunci. Namun apa jadinya jika dalam sebuah tim ada satu pemain yang posisinya tidak tergantikan dan akan mempengaruhi performa tim jika pemain tersebut tidak tampil?
Di musim ini ada beberapa tim yang memiliki ketergantungan tinggi pada satu pemain. Jika pemain tersebut tampil bagus maka keseluruhan tim juga akan bermain bagus. Namun jika pemain tersebut tidak bisa tampil maka performa tim tersebut akan menurun drastis. Siapa sajakah mereka?
Berikut pemain-pemain tak tergantikan di timnya masing-masing musim in :
1. Michu (Swansea)
Meski dibeli hanya dengan nilai transfer 2 juta pounds saja, Michu mampu mencuri perhatian dunia berkat penampilan apiknya bersama Swansea. Di awal musim, ia menjadi salah satu kandidat top skor dan berhasil membawa Swansea di posisi 6 besar Liga Inggris. Namun meski sempat mempersembahkan trofi Piala Liga kepada Swansea, secara keseluruhan permainan Michu sedikit menurun di paruh musim kedua. Akibatnya Swansea kini terpaku di urutan ke 10.
2. Gareth Bale (Tottenham)
Performa Tottenham Hotspur pada musim ini memang sangat berbanding lurus dengan performa pemain andalannya, Gareth Bale. Jika Bale bermain bagus, maka Tottenham akan berada di puncak performa. Hal ini dibuktikan di medio Januari hingga Maret di mana Bale mampu mencetak banyak gol bagi Spurs. Dampaknya, Tottenham naik ke posisi tiga klasemen Liga Inggris dan melaju ke perempat final Liga Europa. Namun saat Bale menderita cedera, maka performa Tottenham turun drastis. Setelah tersingkir oleh Basel di Liga Europa, Tottenham juga harus turun ke posisi 5 klasemen.
3. Lionel Messi (Barcelona)
Barcelona merupakan tim yang sangat fenomenal. Kualitas Barcelona berada satu tingkat di atas tim-tim besar Eropa lainnya. Semua itu berkat faktor pemainnya, Lionel Messi. Messi menjadi ruh permainan Barca dengan mencetak lebih dari 50 gol di semua ajang saat kompetisi masih memasuki bulan Maret. Tanpa Messi, permainan Barcelona sedikit terganggu. Buktinya Barcelona sempat kalah 0-1 melawan PSG di perempat final Liga Champions sebelum Messi yang sebenarnya masih menderita cedera dimainkan sehingga Barcelona bisa menyamakan kedudukan. Tanpa Messi, mungkin Barcelona hanya akan menjadi tim hebat biasa.
4. Cristiano Ronaldo (Real Madrid)
Kualitas Cristiano Ronaldo sudah tidak bisa diragukan lagi. Real Madrid sangat bergantung padanya. Ronaldo banyak berkontribusi terhadap pencapaian Madrid musim ini berkat torehan gol dan assistnya. Pelatih Madrid, Jose Mourinho sangat mengandalkannya. Tanpa kehadiran CR7, barisan depan El Real menjadi sedikit tumpul, terutama jika menghadapi tim-tim yang cenderung defensif.
5. Antonio Di Natale (Udinese)
Selama beberapa tahun terakhir nama Antonio Di Natale seakan tidak bisa dipisahkan dari tim Udinese. Di Natale menjadi kapten sekaligus ujung tombak andalan Udinese. Ia sudah mencetak lebih dari 100 gol serta 2 kali menjadi top skor Liga Italia. Di Natale juga sempat membawa Udinese dua kali masuk Liga Champions, meski harus tersingkir di babak play off. Tak bisa dibayangkan bagaimana kiprah Udinese tanpa Di Natale.
6. Radamel Falcao (Atletico Madrid)
Salah striker paling ditakuti di Eropa. Radamel Falcao menjelma menjadi kunci permainan dari Atletico Madrid berkat gelontoran golnya. Di awal musim, Falcao langsung on fire dan hasilnya Atletico sukses menduduki posisi kedua serta menjadi pesaing utama Barcelona. Namun di paruh musim kedua performa Falcao menurun. Kerap dilanda cedera membuat koleksi gol Falcao sempat terhenti. Akibatnya Atletico yang sangat bergantung padanya turun ke posisi tiga klasemen disalip oleh Real Madrid.
(lihat Profil Lengkap Radamel Falcao selengkapnya)
7. Edinson Cavani (Napoli)
Usai kepergian Ezequiel Lavezzi ke PSG di awal musim, posisi Edinson Cavani sebagai ujung tombak Napoli tidak tergantikan lagi. Cavani yang konsisten mencetak lebih dari 20 gol di tiga musim terakhir menjadi sumber gol utama tim yang bermarkas di Stadion San Paolo ini. Banyaknya tawaran dari klub-klub besar Eropa membuat Napoli harus berusaha sekuat tenaga untuk memagari Cavani agar tidak pindah klub.
8. Ritchie Lambert (Southampton)
Sebagai tim promosi, Southampton tidak pernah diperhitungkan di Liga Inggris ini. Namun kehadiran sosok Ritchie Lambert di barisan depan The Saints merubah persepsi itu. Lambert mampu tampil apik berkat gelontoran golnya dan paling berkontribusi dalam membawa Southampton ke papan tengah. Dengan koleksi 16 gol, ia menjadi striker asli Inggris tersubur di Liga Inggris mengalahkan nama-nama tenar seperti Wayne Rooney, Jermaine Defoe, atau Danny Welbeck. Ironisnya ia masih belum dipanggil Roy Hodgson untuk memperkuat timnas Inggris.
9. Zlatan Ibrahimovic (PSG)
Di setiap tim yang dibelanya, Zlatan Ibrahimovic selalu menjadi andalan di barisan depan. Tak terkecuali di PSG. Ia berhasil menjadi top skor di musim pertamanya di kompetisi Ligue 1 Prancis. PSG sangat bergantung padanya. Ia mencetak lebih dari sepertiga gol PSG di liga. Tanpa Ibra, lini depan PSG dipastikan tidak segarang seperti sekarang ini.
10. Roberto Soldado (Valencia)
Kapten Valencia ini menjadi pemain yang paling diandalkan oleh tim kelelawar tersebut. Roberto Soldado selalu menjadi pemecah kebuntuan bagi Valencia saat dalam keadaan genting. Ia menjadi pemain yang tidak tergantikan. Di awal musim saat Soldado masih under form, posisi Valencia sempat keluar dari 10 besar. Belakangan performa apik Soldado membuat Valencia kembali bersaing memperebutkan tiket Liga Champions.
Itulah 10 Pemain Tak Tergantikan di Klubnya Masing-Masing. Pemain-pemain tersebut menjadi andalan di timnya berkat kontribusinya kepada tim. Dan tentunya kehadiran pemain-pemain tersebut berdampak positif bagi performa tim secara keseluruhan.
(zakipedia)
0 komentar "10 Pemain Tak Tergantikan di Klubnya Masing-Masing", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar