Dalam pertandingan sepakbola, ada 22 pemain dari kedua tim yang berada di atas lapangan. Tentu terkadang ada beberapa pemain yang menonjol dalam sebuah pertandingan, namun juga ada beberapa pertandingan terbaik yang hanya didominasi oleh satu pemain saja, di mana pemain tersebut selalu menjadi pusat perhatian dalam pertandingan berkat skill dan penampilan fantastisnya.
Berikut adalah 5 pertandingan yang hanya didominasi oleh satu pemain saja, dengan catatan pemain tidak harus mencetak banyak gol atau assist, yang terpenting pemain tersebut mampu mendikte dan mendominasi jalannya pertandingan :
1. Andrea Pirlo (Italia vs Inggris, Perempat Final Piala Eropa 2012)
Andrea Pirlo benar-benar tampil brillian dalam pertandingan ini. Italia yang lolos sebagai runner up Grup C harus bertemu dengan Inggris di perempat final Piala Eropa di Ukraina. Pertandingan diprediksi akan berlangsung ketat. Namun nyatanya, jalannya pertandingan lebih didominasi oleh Italia, atau lebih tepatnya didominasi oleh Andrea Pirlo seorang. Playmaker Italia ini bermain fantastis dengan menjadi pengatur serangan tim. Hampir setiap saat, pemain-pemain Italia selalu memberi bola kepada Pirlo. Tiga sampai empat gelandang Inggris yang mengepung Pirlo dibuat kuwalahan. Teknik mempertahankan bola yang bagus, visi bermain yang cerdas dan passing-passing yang akurat sepanjang pertandingan membuatnya terpilih sebagai man of the match mutlak dalam laga itu. Meski akhirnya skor imbang 0-0 sepanjang 120 menit, Pirlo masih sempat beraksi di babak adu penalti. Dalam keadaan tertinggal, Pirlo mencetak gol penalti ala Panenka dengan men-chip bola ke tengah. Hal ini kemudian meruntuhkan mental penendang penalti Inggris berikutnya sehingga akhirnya Italia menang adu penalti dengan skor 4-2.
(lihat profil Andrea Pirlo selengkapnya)
(lihat profil Andrea Pirlo selengkapnya)
2. Zinedine Zidane (Prancis vs Brazil, Perempat Final Piala Dunia 2006)
Penampilan berkelas dipertunjukkan oleh maestro sepakbola asal Prancis, Zinedine Zidane saat Prancis berhadapan dengan juara bertahan Piala Dunia saat itu, Brazil di perempat final Piala Dunia 2006. Zidane tampil fantastis dengan mendikte pertandingan dan seolah mengajari pemain-pemain Brazil untuk bermain bola yang benar. Para pemain Brazil tak kuasa membendung pergerakan Zidane yang seakan berada di mana-mana. Penampilan apik Zidane dilengkapi oleh assist tendangan bebas yang diselesaikan dengan baik oleh Thierry Henry. Gol Henry menjadi satu-satunya gol di pertandingan tersebut dan Prancis menang dengan skor 1-0. Namun permainan memukau Zidane lebih mencuri perhatian dibandingkan dengan pertandingan itu sendiri.
3. Diego Maradona (Argentina vs Inggris, Perempat Final Piala Dunia 1986)
Salah satu pertandingan paling memorable dalam sejarah Piala Dunia. Dalam pertandingan ini terdapat dua momen bersejarah yang melibatkan tokoh protagonis dan antagonis yang sama. Ya, siapa lagi kalau bukan legenda Argentina, Diego Maradona. Dalam pertandingan antara Argentina melawan Inggris di perempat final Piala Dunia 1986, Diego Maradona tampil fantastis. Ia mencetak gol solo run yang luar biasa di mana ia menggiring bola dari tengah lapangan melewati sekitar 6 pemain lawan sebelum menceploskan bola ke gawang Inggris. Gol ini sendiri dinobatkan sebagai Gol Terbaik Sepanjang Massa oleh FIFA. Namun selain mencetak gol fantastis, Maradona juga mencetak gol yang bisa dibilang sebagai aib dalam pertandingan tersebut. Ia mencetak gol dengan tangannya saat beradu di udara dengan kiper Inggris, Peter Shilton. Wasit yang tidak melihat pergerakan tangan Maradona mengesahkan gol tersebut. Gol ini sempat dijuluki gol Tangan Tuhan dan menjadi kontroversi hingga beberapa tahun ke depan.
4. Steven Gerrard (Liverpool vs AC Milan, Final Liga Champions 2005)
Jika Anda melihat final Liga Champions 2005 antara Liverpool melawan AC Milan, maka Anda telah menyaksikan salah satu final Liga Champions terbaik dan paling memorable. Bagaimana tidak, Liverpool yang sempat tertinggal 0-3 dari AC Milan di babak pertama bisa menyamakan kedudukan dalam waktu 6 menit menjadi 3-3 sebelum memastikan gelar juara lewat babak adu penalti. Penampilan kolektif dan pantang menyerah dari seluruh skuad Liverpool patut diacungi jempol, namun satu nama yang patut dikedepankan adalah sang kapten, Steven Gerrard. Ia mencetak gol pertama Liverpool lewat sundulannya yang membangkitkan semangat Liverpool. Penampilan Steven Gerrard saat itu bisa dibilang sangat fenomenal. Ia seakan tak pernah lelah berlari mengejar bola dan membangkitkan semangat rekan-rekannya. Di babak pertama Gerrard bermain sebagai midfielder. Di babak kedua Gerrard bermain sebagai attacking midfielder yang kerap masuk sebagai penyerang. Di babak tambahan waktu, Gerrard bahkan sempat bermain sebagai bek tengah. Ia seakan berada di tiap sudut lapangan sepanjang pertandingan. Gerrard juga sukses menjadi algojo penalti dalam drama adu penalti.
5. Gareth Bale (Tottenham vs Inter Milan, Babak Grup Liga Champions 2011)
Bagaimana bisa seorang yang berposisi sebagai wing back kiri mencetak hattrick alias 3 gol dalam satu pertandingan? Gareth Bale mewujudkannya dalam pertandingan ini. Saat Tottenham bertamu ke kandang juara bertahan Liga Champions saat itu, Inter Milan, Bale tampil memukau. Meski akhirnya timnya kalah 3-4 dari Inter, namun penampilan Bale lebih mencuri perhatian. Ia mencetak 3 gol solo run berkelas lewat aksi individunya. Gol pertama ia cetak lewat pergerakan cepat di sisi kiri penyerangan Tottenham. Gol kedua kembali ia cetak lewat sisi yang sama berkat skill dan kecepatan memukaunya. Gol ketiga lebih istimewa lagi. Solo run dari lini pertahanan melewati bek sekelas Javier Zanetti dengan mudah, berlari dengan kecepatan tak terkejar dan diakhiri penyelesaian sempurna ke gawang Julio Cesar yang tidak berkutik. Ini menjadi penampilan terbaik Gareth Bale sepanjang karir. Dan UEFA juga memasukkan nama Gareth Bale sebagai salah satu penampilan individu terbaik dalam pertandingan Liga Champions sepanjang massa.
Bagaimana bisa seorang yang berposisi sebagai wing back kiri mencetak hattrick alias 3 gol dalam satu pertandingan? Gareth Bale mewujudkannya dalam pertandingan ini. Saat Tottenham bertamu ke kandang juara bertahan Liga Champions saat itu, Inter Milan, Bale tampil memukau. Meski akhirnya timnya kalah 3-4 dari Inter, namun penampilan Bale lebih mencuri perhatian. Ia mencetak 3 gol solo run berkelas lewat aksi individunya. Gol pertama ia cetak lewat pergerakan cepat di sisi kiri penyerangan Tottenham. Gol kedua kembali ia cetak lewat sisi yang sama berkat skill dan kecepatan memukaunya. Gol ketiga lebih istimewa lagi. Solo run dari lini pertahanan melewati bek sekelas Javier Zanetti dengan mudah, berlari dengan kecepatan tak terkejar dan diakhiri penyelesaian sempurna ke gawang Julio Cesar yang tidak berkutik. Ini menjadi penampilan terbaik Gareth Bale sepanjang karir. Dan UEFA juga memasukkan nama Gareth Bale sebagai salah satu penampilan individu terbaik dalam pertandingan Liga Champions sepanjang massa.
(*tidak termasuk pertandingan di tingkat domestik)
(zakipedia)
0 komentar "5 Pertandingan Terbaik yang Didominasi Satu Pemain Saja", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar